Suatu waktu saya melihat sebuah status di facebook
seperti ini
seperti ini
kalo jalan kaki ada yang jambret
kalo pake motor ada yang begal
kalo pake busway rawan dengan pelecehan seksual
kalo pake comuterline rawan dengan copet
kalo pake taksi rawan di rampok
kalo pake motor ada yang begal
kalo pake busway rawan dengan pelecehan seksual
kalo pake comuterline rawan dengan copet
kalo pake taksi rawan di rampok
Mau sampai Kapan rakyat dihantui rasa takut ???
NEGARA yang katanya memberikan fasilitas kemanan bagi seluruh rakyatnya,
apakah TNI dan POLRI di fungsikan untuk melindungi kaum elit saja ??
Apakah hanya Presiden dan segala Pejabat negeri ini yang berhak dilindungi oleh
alat keamanan negara ???
apakah rakyat jelata tidak berhak di lindungi dan mendapatkan rasa aman di negeri ini ???
DIMANAKAH PERAN NEGARA SEBAGAI PELINDUNG RAKYATNYA ???
padahal sudah jelas tertera dalama UUD 1945 pasal 28 D dan Pasal 28 G
NEGARA yang katanya memberikan fasilitas kemanan bagi seluruh rakyatnya,
apakah TNI dan POLRI di fungsikan untuk melindungi kaum elit saja ??
Apakah hanya Presiden dan segala Pejabat negeri ini yang berhak dilindungi oleh
alat keamanan negara ???
apakah rakyat jelata tidak berhak di lindungi dan mendapatkan rasa aman di negeri ini ???
DIMANAKAH PERAN NEGARA SEBAGAI PELINDUNG RAKYATNYA ???
padahal sudah jelas tertera dalama UUD 1945 pasal 28 D dan Pasal 28 G
PASAL 28 D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, PERLINDUNGAN, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum
Pasal 28 G
(1) Setiap orang berhak atas PERLINDUNGAN DIRI PRIBADI, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, PERLINDUNGAN, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum
Pasal 28 G
(1) Setiap orang berhak atas PERLINDUNGAN DIRI PRIBADI, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
Telah tertulis jelas di kedua pasal tersebut dengan demikian negara ini
masih gagal dalam memberikan perlindungan kepada seluruh rakyatnya.
sejatinya hal ini disebabkan oleh sistem pemerintahan negara ini yg sudah semakin jauh dengan alquran dan sunnah.
Dan negara ini tidak mau menerapkan syariah islam sebagai konstitusi tertinggi di negeri ini
Bila negeri ini melihat sejarah dan mau menerapkan syariah islam seperti yang pernah di lakukan oleh negara turki utsmani pada tahun 1299-1924 M yang menghasilkan kejayaan selama 624 tahun. Meski kemudian hancur juga karena konspirasi politik yg dilakukan oleh mustafa kemal pasha.
Bila kita melihat sejarah negeri ini, syariat islam sejatinya sudah pernah di terapkan oleh para wali sanga yang ada di pulau jawa.. Mau tau apa buktinya ???
Pada tahun 808 H (1404 M) berangkatlah Sembilan da`i ulama dari berbagai tempat di wilayah daulah Khilafah atas sponsor Sultan Muhammad Jalabi dari Kesultanan Turki Utsmani ke tanah Jawa melalui Kesultanan Samudra Pasai. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim ahli tata pemerintahan negara dari Turki, Maulana Ishaq dari Samarqand yang dikenal dengan nama Syekh Awwalul Islam, Maulana Ahmad Jumadil Kubra dari Mesir, Maulana Muhammad al-Maghribi dari Maroko, Maulana Malik Israil dari Turki, Maulana Hasanuddin dari Palestina, Maulana Aliyuddin dari Palestina, Muhammad Maulana Ali Akbar dan Syekh Subakir dari Persia.
Sebelum ke tanah Jawa, umumnya mereka singgah dulu di Pasai. Adalah Sultan Zainal Abidin Bahiyan Syah penguasa Samudra-Pasai antara tahun 1349-1406 M yang mengantar Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishaq ke Tanah Jawa.
Pada periode berikutnya, antara tahun 1421-1436 M datang tiga da’i ulama ke Jawa menggantikan da’i yang wafat. Mereka adalah Sayyid Ali Rahmatullah putra Syaikh Ibrahim dari Samarkand (yang dikenal dengan Ibrahim Asmarakandi) dari ibu Putri Raja Campa-Kamboja(Sunan Ampel), Sayyid Ja’far Shadiq dari Palestina(Sunan Kudus), dan Syarif Hidayatullah dari Palestina cucu Raja Siliwangi Pajajaran (Sunan Gunung Jati). Gelar sunan berasal dari kata susuhunan yang berarti “yang dijunjung tinggi” atau “panutan masyarakat setempat”.
Mereka semua berjuang menegakan syariah islam dengan berbagai cara ada yg menggunakan gamelan, wayang dan lain sebagainya.
Bukti yang kedua adalah terbentuknya beberapa kesultanan-kesultanan di nusantara seperti :Kesultanan Brunai Darussalam,Kesultanan Malaka,Kesultanan Sulu,Kesultanan Demak,Kesultanan Pattani,Kesultanan Banten dan masih banyak lainya,
Bukti lainya yang masih ada yaitu bila dilihat dari sistem bangunan pemerintahan yang ada di daerah daerah yaitu
Sebuah alun-alun kota yang di depanya ada masjid dan ada balaikota . ini mengandung arti bahwa sistem pemerintahan tidak
boleh jauh dari agama dan alun-alun yg sekarang dijadikan sebagai wisata keluarga pada masa kini sejatinya dulu digunakan
untuk menghakimi/melaksanakan hukuman secara syariah islam bagi warga yang melakukan tindakan maksiat atau pun tindakan pelanggaran hukum syariah islam.Wallahu A'lam Bishawab
#Jadilah generasi muda yang melek islam bukan menjadi generasi yang sekuler
sejatinya hal ini disebabkan oleh sistem pemerintahan negara ini yg sudah semakin jauh dengan alquran dan sunnah.
Dan negara ini tidak mau menerapkan syariah islam sebagai konstitusi tertinggi di negeri ini
Bila negeri ini melihat sejarah dan mau menerapkan syariah islam seperti yang pernah di lakukan oleh negara turki utsmani pada tahun 1299-1924 M yang menghasilkan kejayaan selama 624 tahun. Meski kemudian hancur juga karena konspirasi politik yg dilakukan oleh mustafa kemal pasha.
Bila kita melihat sejarah negeri ini, syariat islam sejatinya sudah pernah di terapkan oleh para wali sanga yang ada di pulau jawa.. Mau tau apa buktinya ???
Pada tahun 808 H (1404 M) berangkatlah Sembilan da`i ulama dari berbagai tempat di wilayah daulah Khilafah atas sponsor Sultan Muhammad Jalabi dari Kesultanan Turki Utsmani ke tanah Jawa melalui Kesultanan Samudra Pasai. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim ahli tata pemerintahan negara dari Turki, Maulana Ishaq dari Samarqand yang dikenal dengan nama Syekh Awwalul Islam, Maulana Ahmad Jumadil Kubra dari Mesir, Maulana Muhammad al-Maghribi dari Maroko, Maulana Malik Israil dari Turki, Maulana Hasanuddin dari Palestina, Maulana Aliyuddin dari Palestina, Muhammad Maulana Ali Akbar dan Syekh Subakir dari Persia.
Sebelum ke tanah Jawa, umumnya mereka singgah dulu di Pasai. Adalah Sultan Zainal Abidin Bahiyan Syah penguasa Samudra-Pasai antara tahun 1349-1406 M yang mengantar Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishaq ke Tanah Jawa.
Pada periode berikutnya, antara tahun 1421-1436 M datang tiga da’i ulama ke Jawa menggantikan da’i yang wafat. Mereka adalah Sayyid Ali Rahmatullah putra Syaikh Ibrahim dari Samarkand (yang dikenal dengan Ibrahim Asmarakandi) dari ibu Putri Raja Campa-Kamboja(Sunan Ampel), Sayyid Ja’far Shadiq dari Palestina(Sunan Kudus), dan Syarif Hidayatullah dari Palestina cucu Raja Siliwangi Pajajaran (Sunan Gunung Jati). Gelar sunan berasal dari kata susuhunan yang berarti “yang dijunjung tinggi” atau “panutan masyarakat setempat”.
Mereka semua berjuang menegakan syariah islam dengan berbagai cara ada yg menggunakan gamelan, wayang dan lain sebagainya.
Bukti yang kedua adalah terbentuknya beberapa kesultanan-kesultanan di nusantara seperti :Kesultanan Brunai Darussalam,Kesultanan Malaka,Kesultanan Sulu,Kesultanan Demak,Kesultanan Pattani,Kesultanan Banten dan masih banyak lainya,
Bukti lainya yang masih ada yaitu bila dilihat dari sistem bangunan pemerintahan yang ada di daerah daerah yaitu
Sebuah alun-alun kota yang di depanya ada masjid dan ada balaikota . ini mengandung arti bahwa sistem pemerintahan tidak
boleh jauh dari agama dan alun-alun yg sekarang dijadikan sebagai wisata keluarga pada masa kini sejatinya dulu digunakan
untuk menghakimi/melaksanakan hukuman secara syariah islam bagi warga yang melakukan tindakan maksiat atau pun tindakan pelanggaran hukum syariah islam.Wallahu A'lam Bishawab
#Jadilah generasi muda yang melek islam bukan menjadi generasi yang sekuler
Tidak ada komentar:
Posting Komentar